Rabu, 20 Februari 2013

Sabtu , feb 2013...


Sebuah tujuan hidup kini telah menggertak otakku tuk terus berjalan. Berjalan memilih langkah demi langkah yang kupilih untuk kutinggalkan maupun kunikmati. Dia yang membawaku kemari. Diantara bunga sakura yang mulai bermekaran. Diantara dedaunan yang sedang asyik bermekaran, menyombongkan elok tubuhnya. Dia yang mampu meyakinkanku membawa pada negara yang jauh dari tanah airku.

Sempat aku tak percaya, sedini ini aku bisa ketempat ini. Maklum, anak kampung sepertiku rasa-rasanya ini adalah tidak biasa, tidak mungkin. Disinilah kami mencoba untuk memahami dan mengharai berbagai kebudayaan yang membatasi dinding-dinding perbedaan kami berdua. Mencoba untuk terbuka dan tidak menutup diri untuk keberhasilan-keberhasilan kecil yang sempat kami tuangkan di dinding cina tua itu. 

Seringkali kami membicarakan sistem yang akan kami tawarkan pada kawan dekatnya. Langkah itu terasa ringan ketika kami berdiskusi di negeri sakura bersamanya. Mungkin karena kepercayaannya padaku membuat ku merasakan dibutuhkan di sisinya.Begitupun aku. Meski hanya seminggu disana, kami mendapatkan banyak hal yang dapat kami pelajari. Baik tentang belajar bisnis yang sedang kami rintis maupun hal-hal lain yang membuat mataku tak bisa terpejam(ndeso).

Semangatnya membuat ku tahu artinya aksi untuk mencapai sebuah mimpi. Mempersiapkan sesuatu yang luar biasa dengan aku yang biasa apa adanya sedini mungkin. Pengalaman berbicara dengan rekannya sempat membuatku canggung alasan bahasa ibu negeri ini sedikit ku kuasai. Intinya aku senang. Ya aku senang dengan kebersyukuran ini. Kesempatan yang tuhan rencanakan untukku semoga menjadikanku menjadi lebih baik 

Indahnya semua ini, ingin kututup dengan lembaran-lembaran keindahan pula. Tapi semua yang kurencanakan terlalu berbeda dengan kenyataan. Tepat hari ke-6, malam sebelum kami meninggalkan negeri yang mungkin hanya kali ini bisa ku kunjungi. Ketika itu dia membuat kesalahan yang wajar. Bahkan aku tak tahu apakah itu sebuah kesalahan atau kewajaran................................

Senin, 05 November 2012

MASIHKAH SERPIHAN ITU MEMBUTAKANMU?


Entah mengapa suara ini membuatnya semakin mengakui bahwa takkan ada lagi sebuah pengharapan. Pengharapan yang tak akan datang meski ia menunggu hari-hari itu. Kenyataannya malah semakin memburuk dan memburuk. Bahkan angin-angin yang menyapu jilbabnya kini berubah menjadi serpihan-serpihan debu yang tak akan pernah bersahabat. Terkadang menyapu jilbabnya hingga tersingkap kulit mulus dibalik jilbabnya. Terkadang mengenai mata hingga perih tak tertahan memedihkan mata hingga mengeluarkan tetes demi tetes air mata.

Dia selalu berusaha bertahan di dalam ketidaknyamanan. Berharap seutas tali yang mengikat ini tak membuatnya terhalangi tuk berlari menggapai matahari. Kecintaannya kepada saudara seimannya tak pernah hilang dari lubuk hatinya. Meski goresan selalu terukir di relung hatinya. Kecintaannya kepada saudara seimannya semakin mendalam. Meski coretan-coretan tak bertinta mengotori lembar-lembar kehidupannya. Seorang perempuan yang sangat lemah itu kini hanya bisa menghargai dirinya sendiri yang masih bisa mencintai karena ketulusan. 

Ia meyakini cintanya karena Ilahi tak membuatnya mundur bahkan tersungkur diantara beribu masyarakat dengan berbagai keeksotisan dan berlebih-lebihan. Ia meyakini, memberi sebuah pengantaran pengkaderan kehidupan dengan bahasa, tingkah laku dan tutur kata yang lembut dapat mengubah pemahamannya. Ia percaya meski lama , kelak apabila temanku paham. Ia akan menyadari dan selamanya akan menjadi kemenangan yang sejati. 

Entah mengapa, ia sungguh percaya bahwa saudaranya pasti akan menjadi lebih baik. Entah mengapa, ia sungguh meyakini saudaranya kan menjadi seseorang yang di tingkah lakunya seperti tauladan Islam. Entah mengapa , ia rela merasakan sedih, menangis lalu tenggelam karena saudara seimannya. Hal ini ia lakukan karena ia percaya ia tidak hidup lama. Seakan dedaunan yang tumbuh berkembang kemudian menguning dan tumbang. Kini baru ia sadari ternyata slogan kehidupannya adalah :

LEBIH BAIK MENANGIS KARENA TELAH BERJUANG MENAHAN SEGALANYA DENGAN IKHLAS KARENA MENCEGAH KEMUNGKARANA, DARIPADA BAHAGIA MELIHAT SEGALA KETERJERUMUSAN MENGANGA DI SELURUH SUDUT PENJURU YANG ADA DI SEKELILINGNYA.

Kini entah mengapa, semakin ia menangis. Semakin ia tak menyadari bahwa kekuatan Rabb yang menyilaukan kini bertebaran di sekujur tubuhnya. Menambahkan segenap kesabaran, ketundukan dan semangat perjuangan dalam kemuliaan. 

Karena ketidak tahuannya akan Sang Pecinta, kini ia hanya menangis dan masih menangis. Sungguh katanya , “ mengapa jaman ini benar2 tlah berubah. Yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar. Atau apakah aku tak tahu “benar” itu yang seperti apa. Bila benar itu adalah berpacaran, menyakiti hati dengan bahasa, memusuhi dengan sesuatu yang tak beralasan, berkubu-kubu, menghambur-hamburkan waktu, maka jelas dgn segenap hati aku takkan memilihnya. Meski saudara seiman yang kucintai melukai ku hingga air mata tak henti-hentinya membasahi pipiku. Aku hanya ingin mengatakan. Cukup Allah bagiku, yang mengatur kodratku dan kodratmu saudara”. Mendengar ini aku pun tak kuat menahan air mata yang sudah dari tadi berada diujung mataku. Tangis ku pun karena aku tak bisa menggapai tangannya, tetapi karena kesungguhannya mencintai , bertahannya dalam menunggu pengaharapan mulia. Kesabarannya dalam diam dan mengajarkan segalanya dengan kelembutan. Sungguh ingin kukatakan padanya, “saudaraku kemuliaanlah yang akan memenangkan permainan ini. Entah kapan waktu itu terjadi. Tapi aku pun ikut meyakini bahwa kemuliaan yang menang. Tapi bagiku tak sanggup menanti kapan ia terjadi. Karena aku tak bisa bertahan sepertimu”. Kembali ia mengatakan padaku, “ cantik, jangan bersedih. Ketika kau merasakan sedih atas celaan teman mu itulah KEMENANGAN, Ketika kau selalu di sindir dan itu menyakitimu itulah KEMENANGAN, Ketika kau disajikan perkataan kasar dan tingkah laku menyakitkan itulah KEMENANGAN. Maka dari itulah, mundur mu membuatku sedih karena aku tak dapat lagi melihat kemenanganmu saudaraku....”

Apakah hanya aku yang merasakan ini Rab?? Aku harap tidak. Aku ingin saudaraku yang lain pun juga ikut merasakan KEMENANGAN ini. Meski jalannya tak mudah. Cukup Engkau untukku. Aku tak akan meminta apapun kecuali Kau tak menjauh dariku. Memudahkan segala urusanku dan membangkitkan semangat perjuanganku. Perjuangan menegakkan kebenaran diatas kebeneran-kebenaran palsu. Perjaungan menegakkan kedamaian diatas kesibukan menggapai impian-impian mulia yang tiada habisnya...

Salam Cinta dan Doa untuk saudaraku yang sangat ku cintai Rabb
Salam Cinta dan Doa untuk saudaraku yang berkali membuat ku mengeluarkan air mata
Salam Cinta dan Doa untuk saudaraku yang berkali memberikan goresan kehidupan penuh kelam
Kelak senja kan tiba ia kan menyadari, dan kuberharap sebelum senja ia tlah menyadari Rabb,, bahwa aku begitu mencintainya dengan segenap sajian kebenaran yang selalu kusuguhkan...
Hanya kembali pada AlQur’an dan Assunnah lah aku belajar...
Hanya kembali padaMulah kutemui kebenaran dan kecintaan yang tidak palsu...

PadaMu Rabb, kutunjukkan
sampai disinilah cerita perjuangan

(Muslimah Gelak Senyum)

Kamis, 11 Oktober 2012

Secangkir Teh Penghangat Qolbu



             Ada yang berbeda ketika kutemui kau terdiam. Terpaku akan sesuatu yang rasanya tak bisa kau pecahkan. Gelisah mu kini membuat ku terganggu. Terganggu akan sebuah teka-teki kehidupan yang tak kau ingini. Meski matahari menyiram kami dengan sinarnya, kau masih saja dingin dihadapanku. Kini kau benar-benar menjadi sebuah misteri yang mainkan rasa sesuka hatimu.
            Sedangkan aku masih berkutat dengan perasaan yang tak bisa stabil. Sebuah gejolak hati yang membuat ku termangu menunggu sebuah keajaiban datang. Saat-saat dimana aku hanya menghabiskan segala keterkejutanku dengan membisu.
            Memang salah ketika aku telah memutuskan untuk memilih sesuatu yang tak tentu kusukai. Sebuah hal yang tak sesuai dengan pilihan hati sebenarnya. Sehingga rasanya sangat berat ketika aku melangkahkan kaki menaiki tingkat yang lebih tinggi. Bahkan ketika pijakanku mulai pergi. Beribu strategi kulalui dan kuberikan senyum disetiap peristiwa itu. Tapi entah mengapa, keikhlasanku terhapus akan ujian dan cobaan yang mencoba ku runtuh.
            Bahkan ketika matahari ini tak mau mengalah, memberi padaku sedikit awan mendung tuk menenangkan hatiku. Ataukah sebenarnya aku merasakan kemenangan atas kesendirian yang ku ciptakan sendiri. Menjauhkan ku akan segala impian dan indahnya kemerdekaan merekam segala proses kehidupan mencapai bunga-bunga kemenangan.
Impian itu tetap bersarang dihatiku, tetapi aku tak tahu angin kan membawaku kemana. Bahkan untuk mengarahkan angin pun aku tak sanggup. Angin itu terlalu kuat mengantarku pada kemunduran. Ya benar.. aku kini memang bukan berada pada lingkungan yang menggunakan hati disetiap langkahnya. Mereka lebih sering menggunakan pemikiran logika karena telah terbiasa memberikan solusi secara konseptual logika.
Dalam kediamanku, tiba-tiba kau berikan secangkir teh hangat didepan mataku. Pandanganmu memang tak seperti biasa. Kutahu kau menyimpan kesedihan yang masih tak bisa kau tutup lubang itu. Seharusnya kulewatkan lembaran ini dan kubiarkan kau selesaikan masalahmu dengan pasanganmu. Tapi secangkir teh ini membuatku tak bisa beranjak pergi di samping peraduanmu.
Tepat musim semi ini, aku hanya memandang bunga-bunga yang tlah merekah dengan indahnya. Tak tahu mengapa sepertinya secangkir teh hangat ini menjadi teman membisu kami berdua. Tak ada yang aku katakan padanya. Tak ada juga luapan cerita yang kudengar darinya. Yang kutahu secangkir teh hangat ini membuatku menjadi hangat pula.
Di tengah kebisuan itu tak dapat terelakkan lagi, kami pun berpelukan. Seorang perempuan berambut cepak  yang biasa tegar dihadapanku kini ambruk dibahuku. Aku hanya terdiam bersama secangkir teh hangat di genggaman jemariku. Tak mungkin aku juga kan ambruk dihadapannya. Aku tahu akan semakin memperburuk keadannya. Lagi-lagi aku harus menahan kesedihanku yang tak tertahankan lagi.
            Yang kubisa hanya menggenggam erat tanganmu dan yakinkan bahwa kita bisa melewati apa yang saat ini menjadi salah satu kemunduran kita. Aku memang tak selamanya bisa bersamamu. Aku pun menyadari kau tak selamanya bersamaku. Tapi biarlah aku menyimpan kesedihanmu dalam diam.
            Sahabatku biarlah sungai nil ini menjadi tanda keikhlasan kita menghadapi sebuah peristiwa perih menanti sebuah kemenangan... kini baruku tersadar apalah arti tangis bagi kami berdua. Kini baruku mengerti apalah arti sebuah nil yang kebebasannya selapang hati kami.
            Kawan aku pun memiliki impian, aku pun mencintainya. Sama halnya denganmu, cinta itu tak selamanya menciptakan gelak tawa dan senyum ceria. Terkadang cinta bukan hanya sebuah kasih akan tetapi pengorbanan cinta yang agung. Cintailah sesuatu karena Allah. Kelak ketika dipisahkan titipkan doa kita padaNya agar selalu melindungi apa yang kita cintai.
           

Senin, 01 Oktober 2012

Arti Hadirmu BIBEH.... Wow.. wow..

Senin selalu menjadi hari paling deg-deg an buatku... bertemu kampus lagi... melihat indahnya wajah-wajah temanku... melihat juga bangunan yang masih kokoh berdiri hormat padaku.. terkadang jantung ku pun ikut memacu , mencoba memahami makna indahnya senin yang bergelut disetiap keseharianku....

begitu juga langkahku yang bisa dibilang merindukan memijaki lantai bangunan kampus ini... kampus penuh canda tawa,, kampus penuh keluh kesah,, tak tahulah bagaimana aku mendefinisikan... yang ku tahu tiba-tiba aku selalu saja merasakan arti hadirmu...

ya arti hadirmu yang tak pernah membuat ku berhenti untuk memikirkanmu,,, arti hadir mu yang kutahu kau selalu mencoba untuk memainkan kesabaranku,,, terutama saat ku tahu kau tak begitu mudah ku mengerti....

taukah kau siapa dia?? mungkin beberapa dari kalian telah mengetahuinya... dan sekarang entah mengapa tak bisa lagi ku tahan... ingin ku katakan

"BIBEH Q YA TUGASKU" wow ... wow.. kegilaan semakin tak terukur lagi... selalu saja bibeh ku yang satu ini mendampingiku disetiap detikan jam yang berlalu. bahkan bodohnya aku tak bisa melepaskan bibeh q yang satu ini... Owh BIBEH mengapa kau begitu tahu bahwa aku akan selalu setia padamu. meski aku tak tahan lagi,,, tetap saja tak bisa kutinggalkan kau tergelatak memenuhi schedule papperku...



yeyeyeye... sekarang memang baru kusadari bahwa aku benar-benar jatuh cinta pada seabrek bibeh2 ku yang kutemui di kampus ini... sedih senang selalu bersamanya,, hahaha
kini panah-panah asmara ku padanya sepertinya semakin erat saat kutuliskan lebih banyak lagi tentangnya...

Terkadang aku tertawa sendiri mengapa aku seperti ini,,, tapi memang sepertinya kegeramanku akan kehadirannya membuat ku ingin menuliskan unek2 di hatiku yang selalu membuat hatiku mengkerut-kerut bak pipi yang semakin lama semakin tirus,,, wkwkwkkwwkw...

Terlalu buntu dan benar-benar lemas akut hingga ku rencanakan,,,, aku akan setia padamu owh bibehq hingga selesai semua urusanku denganmu,,, dan akhir pekan akan kulupakan kau, menerbangkan sayap ku kebelahan dunia yang bisa dibilang ndeso. Ndesonya membuatk merindukan sejuknya angin yang selalu menyambutku dahulu...

maavkan aku ya BIBEH,,, tak bisa setia padamu,,, aku kan juga ingin main2,,, jangan mengikuti ku terus dooooong????

wkwkkwkwkwkw huahahahhhahaah .... selesai sudah arti kehadiranmu kudefinisikan MY BIBEH...

wasalam


Minggu, 16 September 2012

Pernah mati?? SAMA

Terkadang aku berpikir, aku tak akan pernah kalah. Aku tak akan pernah menangis dan bersedih. Aku takkan mengalami kegalauan yang berlangsung sekian lama sehingga menghabiskan tiap detakan jantung yang menemani gunjangan tubuhku. Sehingga aku merasa aku bisa berlari kencang meninggalkan kawanku... Aku berlari dengan ringan ,, aku bisa berlari dengan kedua kaki ku sambil menari-nari...

Tapi pernah pula seorang aku merasakan sebuah kematian. Rasanya hidup ini tak ada harganya. Terutama ketika bibir ku tak lagi dapat tersenyum bebas, ketika oranglain yang berpengaruh dalam hidup ku pergi ataukah ketika suatu ketidak adilan berpihak padaku.

Aku merasa tak lagi mengingini hidup. Terlebih ketika kupandangi mereka yang ada disekitar ku sedang merasakan keringanan keyakinan hingga sekarang berganti mereka yang membalapku. Ku akui , aku tak bisa sendiri. Bahkan sekalipun aku berlari kencang aku tetap tak dapat sendiri.

Melihat mereka bisa ini dan itu dengan segala keahlian mereka. Melihat mereka tidak memusingkan sesuatu yang aku pusingkan. Melihat mereka terlihat seperti biasa memaknai sebuah putaran pilm ini.

Saat ini bahkan aku rasa aku sudah tidak hanya mati lagi. Tapi mati rasa. Aku sudah tak tahu mana yang seharusnya aku ambil. Bahkan aku takut memilih sebuah kebenaran yang sudah jelas arti kebenarannya..

Bayangkan saja, beberapa minggu ini berita di TV menorehkan anak rohis sebagai teroris. Berita tersebut membuatku terkejut.

OK. mungkin tidak berpengaruh untuk mereka yang tidak melihat TV, bagaimana dengan mereka yang melihat TV??? apa pemikiran mereka tentang ku yang juga anak rohis sejak sma di SMAN 1 SDA.

Niatku yang dulu ikhlas memperbaiki jati diri sekarang sedang mengalami krisisasi. Padahal tahukah kau?? bagaimana aku sebelum menjadi anak rohis?? Mungkin bila dulu aku tidak mengubah kendali perjalanan ku menjadi anak rohis, saat ini aku sudah bersama mereka yang melakukan pergaulan bebas.



Lagi - lagi masih saja ku kuatkan niatku dan sejarah kenapa aku mengikuti rohis agar aku tidak terpengaruh kepada berita massa yang membuat hatiku meledak-ledak.. Mungkin biasa menurut oranglain yang bukan rohis?? lalu bagaimana dengan anak rohis sepertiku yang  berjalan dengan pakaian menutup aurot lalu dilihati dengan raut muka aneh???  sudah berkali aku menampakkan muka ku memberanikan diri untuk menyapa, tapi mereka merasakan keasinganku...

Saat itu ,,, saat itu,, ingin sekali kuteriakkan padaNya,,, Ya Allah,, mengapa dari sekian banyak anak disekitar sini tak ada teman-teman rohis??? mengapa bila dibandingkan mereka yang rohis dan yang tidak bagaikan 1 : 100,,, apakah ini cara untuk memunahkan Rohis???

Apakah kami salah??? Ketika ada satu saja melakukan kejelekan ,,,, kami menjadi sangat tercemar... Tapi ketika kami memiliki berbagai prestasi,, kami dianggap biasa... mengapa begitu ya ALLAH??? terkadang aku kesal dengan mereka yang mengatakan , : a lho pasti suda selesai,,, dia kan kutu buku??? dan ketika mengalami kegagalan,, : a lho kog bisa ya nilai nya --- padahal sok alim?? dengan rentetan kata-kata pedas lainnya..

Menurutku ini tak adil,, dengan berjuta dari mereka melakukan korupsi tanpa berhenti lalu didiamkan... menurutku ini tak adil ,, dengan berjuta dari mereka tidur di kasur empuk dengan gaji yang terus menerus mengalir tiada batas...

Kawan,,, kau dan aku sama,, ketika ujian itu datang,,, maka akan muncul ujian lagi yang lebih tinggi... Ku mohon,,, ingatkan aku ketika aku akan mundur dari kebenaran ini,,, kawan ku mohon jangan menjauh dariku ketika aku akan mengambil keputusan untuk menjauh dari dakwah ini... kawan ingatkan aku bahwa ketika kami berjalan mengingatkan sebuah kebenaran meski sederhana yang sekarang sudah memudar menjadi kebiasaan yang salahh,,, ingatkan aku... ingatkan aku bahwa malaikat pun akan membantu membisikkan pada hati mereka,, agar mereka mau menerima kebenaran yang jelas referensi kebenarannya...


Aku dan kau tak akan terkotak-kotak ketika kau mau mengenal siapa kami??? aku dan kau tak akan berpencar dan berpisah ketika kami saling berkomunikasi. Mau menerima dan memberi,,,, inilah aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku,,,, inilah aku seorang manusia yang ingin mendekat pada kalian tetap dengan aku yang sudah berubah seperti ini. Berubah menjadi seorang yang ingin mengenal adanya tuhan ,,, mengapa tuhan menciptakan ini,, dan apa tujuan akhir dibalik cerita pembuatan alam semesta ini....














Senin, 03 September 2012

Sekejap Bersama DTS

Siang menjelang sore... sore menjelang magrib.... Tak tau kapan tepatnya aku menemui beberapa dari mereka yang aku kenal. Sejujurnya aku takut, terutama teman-teman ku yang belum pernah sama sekali mencium bau DTS di telinga kami. Ya,, inilah hal yang membuat kaki kami maju mundur untuk melangkahkan kaki menemui mereka. Mereka,,, ya mereka angkatan 2008 yang sampai saat ini masih berusaha mempertahankan dan mengembangkan usaha mereka didalam naunganNya...

Apa sih web?? hah.. terkadang aku sudah melengos duluan mendengar semua kata-kata yang berbau komputer. Entah itu ngoding, php , cms, dll. Sama halnya dengan Anda, mungkin aku akan berlari sejauh-jauhnya setelah mendengar kata-kata tersebut. Terkadang aku malah akan lebih males lagi ketika orang lain mulai membanggakan status kemahasiswaan ku yang sekarang berada di SI ITS. Kalau saja tuhan menghendakiku, aku tidak akan segan-segan untuk memfokuskan diri menulis dan membuat sebuah komunitas yang melek sosial. Karena sejujurnya jiwa ku berada disana. Memfokuskan menulis,,, menjadi penulis yang istiqomah dan mencerdaskan anak-anak bangsa.. Mungkin orang lain akan menganggap itu sangat mudah. Tapi buktinya sampai saat ini,, semua hanyalah seonggok kata-kata yang di muntahkan saja.

Lalu mengapa aku berani memutuskan diri berlari bersama DTS?
berlari,,, ya berlari memiliki arti yang sangat luas... jadi dari awal aku ingin berworo-woro nih... bahwa aku belum tentu bisa mengikuti DTS dengan keyakinanku yng menipis dan keraguanku yang membabi buta.... beberapa alasan mengapa aku berada disana, dan menemui mereka???

Semua jawaban apabila diringkas dalam satu kata adalah "PENGALAMAN". sederhana... ya memang... pengalaman pertama mengenal mereka, pengalaman pertama berkomunikasi dengan mereka dan pengalaman berbagi solusi bersama mereka. Beraneka ragam bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi, membuat aku selalu berpikir bagaimana dapat menata hati dengan baik. Menjadi diri yang lebih terpupuk akan keimanan. Mencoba mengetes diri menahan sesuatu yang tidak boleh meski berada dalam situasi yang berbaur. Ada yang diam, suka bercanda, malu-malu,dll, yang ku tahu,,, meski cara mereka berbeda ,,,, mau menerima, mengalah dan saling mengingatkan selalu terlihat pada wajah-wajah mereka.

Aku tidak akan menceritakan jauh tentang apa sihhh DTS??? karna si empunya suda sangat jelas tahu seperti apa... dan kau salah bila menanyakan hal itu padaku... dari apa yang aku ambil tadi bersama mereka adalah

" Berani mencoba,,,, Berani mengambil keputusan,,, Berani berkomitmen ".... Sebenarnya tidak rumit bukan.... tidak perlu menunggu sampai kapan kita menyukai hal tersebut,,, Selama kita berani mencoba,,, akan ada banyak tangan-tangan berdatangan membantu kita. Akan ada banyak hati - hati yang akan dengan ikhlas mendoakan yang terbaik untuk kita.

Bahkan aku rasa semua hal pun membutuhkan ke 3 point tersebut,,,, misalkan akan memasuki SD,SMA,Perguruan tinggi,Kerja bahkan nikah pun juga iya.... Jadi tak perlu khawatir kawan... aku, kau dan mereka memiliki kekurangan... Tempatnya keliru dan Salah... Kapan lagi berbagi pengalaman dengan mereka yang jauh lebih lama makan garam.. Hanya senja menjelang magrib lah kami dapat bertemu. dan Alhamdulilah... tak ada waktu terindah selain kebermanfaatan yang mereka alunkan dengan berbagai sendagurau mereka...

Terima kasih untuk Maha Cinta yang selalu memberiku keindahan
Terimakasih untuk kawan-kawan ku dan DTS...








Senin, 20 Agustus 2012

Inikah Cerita????

Pertanyaan ini terus berada di hadapanku ketika kami memasuki sebuah ruangan yang besar. Di dalam nya didesain indah sedemikian rupa dengan selambu rajutan pink kalem. Tempat duduknya pun di tata dengan rapi dan tengahnya diletakkan meja oval dari kayu jati asli dengan gosokan cat coklat yang masih mengkilat. Semuanya serba indah disana.

Ketika kami sekeluarga masuk, semua mata tertuju pada gerakan tubuh dan langkah kaki kami yang mencari tempat duduk kosong. Bak seorang putri aku hanya menundukkan kepala ku sambil tersenyum. Sedangkan adik laki-laki ku langsung berlari pada teman kenalannya,,, tinggallah aku, ibu dan ayah. Tak lama aku menundukkan kepala , tiba-tiba seorang bapak diantara mereka menyapa ayahku seraya mendongakkan tangannya sambil maav-maavan. " Pak Umar, Alhamdulilah,,, saya kira pulang kampung", kata beliau. "Owh, tidak pak, kami pulang kampung hari rabu,, ada reuni SD hari kamis di desa", jawab ayahku. Akhirnya kami pun saling bersalam-salaman seperti bagaimana adat semua orang bermaavan di hari yang fitri.

Tepat ketika mata Beliau dan istrinya menatapku, " Oalah ini tho,, yang namanya maya. Sudah besar ya,,, , katanya sambil menatap seorang laki-laki yang bercakap-cakap dengan orang lain di kursi yang agak jauh dariku. Aku hanya tersenyum biasa sambil nyeloyor menikmati es krim fanilla. Meski tak senikmat magnum, setidaknya es krim ini sudah membuat hatiku yang dari tadi deg2an menjadi dingin. Hmm lagi-lagi tak pernah bisa ku abaikan setiap tatanan hidupku yang telah Ia jadikan aku menjadi lebih hidup.

Jauh dari tempat ku duduk, tak tahu mengapa mata ku memperhatikan seoarang laki-laki yang dari tadi hingga sekarang masih bercakap-cakap dengan teman sebayanya. Yang kutahu beliau mahasiswa ITS Teknik Fisika semester 3 ketika aku masih kelas 3 SMP. Hmm,, Tak ada sedikit perubahan, beliau masih memakai kaca mata dengan rambut yang sedikit di panjangkan. Hanya saja hari ini beliau memakai baju kokoh, jadi terlihat lebih rapi.

Namanya mas buyung. Beliau adalah anak teman ayah yang tadi menyapa kami saat kami memasuki ruangan mewah dengan wajah-wajah yang sederhana. Mas buyung ini dulu pernah menjadi ketua organisasi yang orang tua kami buat agar kami menjadi penerus-penerus muslim dan muslimah yang dapat membawakan Islam dengan benar. Mas buyung merupakan sosok yang sabar dan gaul. Dulu, Banyak sekali wanita yang menyukainya karena wajah yang tampan dan pandai bercakap. Sehingga orang tua kami dapat di luluhkan hatinya.

Aku tak akan bercerita apakah aku suka atau tidak... Karena jelas,,, aku hanya mengenalnya sedikit. Mengembalikan ingatanku pada puing-puing memory ketika aku masih kelas 3 SMP. Lagi pula orang yang aku suka ada di Sistem Informasi ITS, tepatnya akan lulus. Tak tahu kapan,,,

Satu hal yang mengejutkan ku adalah ketika beliau masih mengenalku. " di SI ITS ya may sekarang? bagaimana ? ikhwan nya gaul-gaul ya", cerocos mas buyung. " Owh iya mas,, Alhamdulilah,,, ya mungkin begitulah...", jawabku sambil menahan deg2 an. Bayangkan saja beliau datang ketika aku makan es krim. Meski umur ku sudah 19 tahun, masih saja celemotan saat masih es krim. Terang saja beliau tertawa." Silahkan cerita may bila nanti ada masalah.. ayah anti menitipkan anti pada saya", lanjutnya. Aku bingung, diam membisu seribu bahasa dan jawaban yang muncul adalah, "maksudnya??". " Saya kan dulu juga di ITS may,, jadi suda tahu seperti apa budaya dan pergaulannya. Orang tua mu itu selalu khawatir dengan pergaulanmu", jelasnya. Dalam hatiku berkata," Oalah... begitu saja pakai bahasa menitipkan... hmmm orang ini merumitkan saja". "Owh iya mas. Tenang saja. Insya Allah di SI saya punya banyak kakak kog", jawabku meyakinkan beliau.

Dari luar percakapan kami , tiba-tiba ayahku ikut-ikutan menambahi, " iya mas buyung,, masnya maya ada banyak di SI, ada mas----, mas---, mas----, tapikan ayah belum kenal banyak." Aku jadi seperti mati rasa. Mengapa ayah sepertinya percaya dengan mas yang satu ini. Saat itu aku hanya diam dan meneruskan menikmati makanan lain yang disajikan. Paling-paling aku hanya berkata ," mereka baik-baik kog. Baik sekali , sangat baik dan akan selalu baik". Menengahi aku dan ayah , kemudian," Ya ada baiknya kenalkan lah may ke ayah dan saya. Kalok mereka jauh lebih baik, saya berani melepas anti". Ha??? Kenalan?? ngapain??? aneh. Super anehh. dan akan menjadi kalimat teraneh pada percakapan tersebut. Masih benar-benar jelas kalimatnya berseliweran di telingaku yang di terima oleh tulang-tulang sanggurdi menelusuri tiap - tiap syaraf menuju otakku.

untuk menutup pembicaraan tersebut aku menjawab," ya Insya Allah ya mas... kapan-kapan kalok ada sesuatu yng penting sekali". Percakapan inilah yang saat itu membuatku harus berpikir dua kali, apa sebenarnya niat ayah,, mempertemukan kami kembali setelah lama tak berjumpa.

Aku yang duduk dekat jendela mobil tiba-tiba tersentak dengan kata-katanya yang masih kuingat. Ketika beliau berkata," SAYA BERANI MELEPAS ANTI ". Aku menatap kebelakang tetapi sudah jauh. Nomernya pun aku tak tahu. Padaha aku ingin bertanya,, aku sama sekali tidak bisa mengartikan kata-katanya. Beliau jauh berbeda umur denganku. Jadi aku selalu berhati-hati bila berbicara dengannya. Bahasanya kadang-kadang tidak sesuai dengan maksudku. Owh... inikah cerita?? bahkan aku tidak bisa mengakhirinya.... Jawaban ini semua ada padanya...

Semuanya adalah rahasia, kejutan dan keistimewaan. Jadi ku kira, memang saat ini aku tak boleh tahu. Kami harus tawakal. Belajar dan Berdoa. Aku masih memiliki kewajiban belajar. Aku pun tak akan melupakan kodratku sebagai perempuan yang nantinya akan dipinang oleh lelaki plihanNya.

Semua cerita ada dibalik doa, Semua jawaban ada pada bait-bait istigfar dan menyebut asmaNya.. =)