Senin, 20 Agustus 2012

Inikah Cerita????

Pertanyaan ini terus berada di hadapanku ketika kami memasuki sebuah ruangan yang besar. Di dalam nya didesain indah sedemikian rupa dengan selambu rajutan pink kalem. Tempat duduknya pun di tata dengan rapi dan tengahnya diletakkan meja oval dari kayu jati asli dengan gosokan cat coklat yang masih mengkilat. Semuanya serba indah disana.

Ketika kami sekeluarga masuk, semua mata tertuju pada gerakan tubuh dan langkah kaki kami yang mencari tempat duduk kosong. Bak seorang putri aku hanya menundukkan kepala ku sambil tersenyum. Sedangkan adik laki-laki ku langsung berlari pada teman kenalannya,,, tinggallah aku, ibu dan ayah. Tak lama aku menundukkan kepala , tiba-tiba seorang bapak diantara mereka menyapa ayahku seraya mendongakkan tangannya sambil maav-maavan. " Pak Umar, Alhamdulilah,,, saya kira pulang kampung", kata beliau. "Owh, tidak pak, kami pulang kampung hari rabu,, ada reuni SD hari kamis di desa", jawab ayahku. Akhirnya kami pun saling bersalam-salaman seperti bagaimana adat semua orang bermaavan di hari yang fitri.

Tepat ketika mata Beliau dan istrinya menatapku, " Oalah ini tho,, yang namanya maya. Sudah besar ya,,, , katanya sambil menatap seorang laki-laki yang bercakap-cakap dengan orang lain di kursi yang agak jauh dariku. Aku hanya tersenyum biasa sambil nyeloyor menikmati es krim fanilla. Meski tak senikmat magnum, setidaknya es krim ini sudah membuat hatiku yang dari tadi deg2an menjadi dingin. Hmm lagi-lagi tak pernah bisa ku abaikan setiap tatanan hidupku yang telah Ia jadikan aku menjadi lebih hidup.

Jauh dari tempat ku duduk, tak tahu mengapa mata ku memperhatikan seoarang laki-laki yang dari tadi hingga sekarang masih bercakap-cakap dengan teman sebayanya. Yang kutahu beliau mahasiswa ITS Teknik Fisika semester 3 ketika aku masih kelas 3 SMP. Hmm,, Tak ada sedikit perubahan, beliau masih memakai kaca mata dengan rambut yang sedikit di panjangkan. Hanya saja hari ini beliau memakai baju kokoh, jadi terlihat lebih rapi.

Namanya mas buyung. Beliau adalah anak teman ayah yang tadi menyapa kami saat kami memasuki ruangan mewah dengan wajah-wajah yang sederhana. Mas buyung ini dulu pernah menjadi ketua organisasi yang orang tua kami buat agar kami menjadi penerus-penerus muslim dan muslimah yang dapat membawakan Islam dengan benar. Mas buyung merupakan sosok yang sabar dan gaul. Dulu, Banyak sekali wanita yang menyukainya karena wajah yang tampan dan pandai bercakap. Sehingga orang tua kami dapat di luluhkan hatinya.

Aku tak akan bercerita apakah aku suka atau tidak... Karena jelas,,, aku hanya mengenalnya sedikit. Mengembalikan ingatanku pada puing-puing memory ketika aku masih kelas 3 SMP. Lagi pula orang yang aku suka ada di Sistem Informasi ITS, tepatnya akan lulus. Tak tahu kapan,,,

Satu hal yang mengejutkan ku adalah ketika beliau masih mengenalku. " di SI ITS ya may sekarang? bagaimana ? ikhwan nya gaul-gaul ya", cerocos mas buyung. " Owh iya mas,, Alhamdulilah,,, ya mungkin begitulah...", jawabku sambil menahan deg2 an. Bayangkan saja beliau datang ketika aku makan es krim. Meski umur ku sudah 19 tahun, masih saja celemotan saat masih es krim. Terang saja beliau tertawa." Silahkan cerita may bila nanti ada masalah.. ayah anti menitipkan anti pada saya", lanjutnya. Aku bingung, diam membisu seribu bahasa dan jawaban yang muncul adalah, "maksudnya??". " Saya kan dulu juga di ITS may,, jadi suda tahu seperti apa budaya dan pergaulannya. Orang tua mu itu selalu khawatir dengan pergaulanmu", jelasnya. Dalam hatiku berkata," Oalah... begitu saja pakai bahasa menitipkan... hmmm orang ini merumitkan saja". "Owh iya mas. Tenang saja. Insya Allah di SI saya punya banyak kakak kog", jawabku meyakinkan beliau.

Dari luar percakapan kami , tiba-tiba ayahku ikut-ikutan menambahi, " iya mas buyung,, masnya maya ada banyak di SI, ada mas----, mas---, mas----, tapikan ayah belum kenal banyak." Aku jadi seperti mati rasa. Mengapa ayah sepertinya percaya dengan mas yang satu ini. Saat itu aku hanya diam dan meneruskan menikmati makanan lain yang disajikan. Paling-paling aku hanya berkata ," mereka baik-baik kog. Baik sekali , sangat baik dan akan selalu baik". Menengahi aku dan ayah , kemudian," Ya ada baiknya kenalkan lah may ke ayah dan saya. Kalok mereka jauh lebih baik, saya berani melepas anti". Ha??? Kenalan?? ngapain??? aneh. Super anehh. dan akan menjadi kalimat teraneh pada percakapan tersebut. Masih benar-benar jelas kalimatnya berseliweran di telingaku yang di terima oleh tulang-tulang sanggurdi menelusuri tiap - tiap syaraf menuju otakku.

untuk menutup pembicaraan tersebut aku menjawab," ya Insya Allah ya mas... kapan-kapan kalok ada sesuatu yng penting sekali". Percakapan inilah yang saat itu membuatku harus berpikir dua kali, apa sebenarnya niat ayah,, mempertemukan kami kembali setelah lama tak berjumpa.

Aku yang duduk dekat jendela mobil tiba-tiba tersentak dengan kata-katanya yang masih kuingat. Ketika beliau berkata," SAYA BERANI MELEPAS ANTI ". Aku menatap kebelakang tetapi sudah jauh. Nomernya pun aku tak tahu. Padaha aku ingin bertanya,, aku sama sekali tidak bisa mengartikan kata-katanya. Beliau jauh berbeda umur denganku. Jadi aku selalu berhati-hati bila berbicara dengannya. Bahasanya kadang-kadang tidak sesuai dengan maksudku. Owh... inikah cerita?? bahkan aku tidak bisa mengakhirinya.... Jawaban ini semua ada padanya...

Semuanya adalah rahasia, kejutan dan keistimewaan. Jadi ku kira, memang saat ini aku tak boleh tahu. Kami harus tawakal. Belajar dan Berdoa. Aku masih memiliki kewajiban belajar. Aku pun tak akan melupakan kodratku sebagai perempuan yang nantinya akan dipinang oleh lelaki plihanNya.

Semua cerita ada dibalik doa, Semua jawaban ada pada bait-bait istigfar dan menyebut asmaNya.. =)