Senin, 11 Juni 2012

Kala Senja

Kala senja yang sangat membuat kerongkongan ku tersedak,,, kala senja itu adalah anugrah untuk saya... Saya benar teringat jelas orang-orang yang telah datang dan pergi dari hidup saya. Siapa pun itu,, yang masih ada disini ataupun sudah pergi entah kemana..

Kala senja ini mataku mulai berkaca, saat melihat ibu yang masih tersenyum meski sekarang kita jarang bertemu. Aku rasa aku terlalu egois. aku terlalu banyak menghabiskan hari-hari ku dikampus.. mungkin jika aku menjadi ibu ,,, aku juga akan menahan rasa rindu pada anakku.. taukah kau ,,, apa yang aku ceritakan saat aku bertemu ibu. Aku selalu menceritakan keluh kesah ku. Ibu... sungguh sejujurnya aku tidak ingin membuat kau sedih.. tapi ini begitu rumit ku lalui sementara aku masih belajar untuk tumbuh dewasa... maavkan aku...

Masih adakah maav juga untukku??? ketika hal yang sama kulakukan pada ayah juga... Aku pernah merasa kau begitu verat melepaskanku ketika aku dijemput seorang lelaki karena kita akan belajar bersama. Ayah... aku tahu begitu kuat kau menahan air mata mu... aku tahu begitu kuat dada mu yang bidang menahan tekanan-tekanan dalam batinmu... Ayah... aku pun menginginkan nya seperti dulu. saat aku masih kecil, saat masih kau gandeng tanganku kemana pun aku melangkah.. ayah tahukah kau?? ada satu yang aku jelas tahu apa yang ada pada diriku dan diri ayah. MENULIS ayah.... Aku tahu bakat menulis itu dari ayah... karena aku masih ingat saat ayah pergi jauh untuk yang pertama kalinya.. ayah menulis sesuatu di belakang buku matematika ku.. dan sampai saat ini aku masih ingat apa yang tergores di kertas putih itu.... "Maya,, anakku belajar itu tak semudah kau bertemu ibu dan ayah.. belajar itu penuh perjuangan dan kecermatan... Suatu saat maya akan menikmatinya... Belajar yang rajin ya nak...." Ayah maavkan aku

Senja ini tiba-tiba semakin menggelapkan hatiku... terputar semua teman-teman ,, kakak-kakak,, saudara-saudara yang dulu Allah berikan dengan begitu sempurna kenikamatan dunia.. kami saling bertemu dan berpisah. Karena Allah lah sampai saat ini aku masih bisa bertahan... Teringat ketika aku bercita-cita jadi bolang,,, aku yang kecil berlarian di sawah tanpa memakai alas kaki.. kala itu.. ya kala itu aku sama sekali tak takut jatuh... bahkan aku meloncat-loncat sambil mengambil cabai.

Berpisah... lagi-lagi disini kutuliskan kata berpisah.. berpisah dengan masa kecil ku... Aku tidak akan melupakannya... sampai saat ini tidak akan kulupakan setiap memori indah yang terlukis pada otakku.. bertemu dan berpisah...